KETIKA KAMU MENGUTAMAKAN ALLAH, MAKA LIHATLAH APA YANG ALLAH PERBUAT UNTUK HIDUPMU...


Hari ini cukup melelahkan, hingga membuat aku tertidur sejenak di dalam busway yang akan membawaku menuju halte transit seperti biasanya. Bapak penjaga pintu sudah siap siaga memberitahukan bahwa sebentar lagi busway akan sampai di halte transit, yaitu halte dukuh atas dua. Aku pun bergegas bangun dari tempat dudukku dan mempersiapkan diri untuk turun. Pintu busway pun terbuka, ku langkahkan keluar kaki kanan terlebih dahulu, disusul kaki kiri tak berapa lama.
Dengan langkah gontai aku menyusuri jembatan untuk berpindah halte. Di sepanjang jembatan aku melihat ke bawah banyak mobil yang berjejer rapi karena terjebak macet, riuh suara klakson kendaraan yang saling bersautan tak dapat dibendung, seakan mewakili suara sang pengemudi bahwa ingin segera sampai ke rumah. Terlepas dari kebisingan itu, tiba-tiba mataku tertuju pada seorang bapak yang berada di sudut jembatan, yang saat aku melihatnya beliau sedang bersujud. Tepatnya bapak itu sedang sholat! Beliau letakkan tas kulitnya di dekat kepala, dan hanya beralaskan selembar koran yang beliau jadikan sebagai sajadah.


Aku tetap berjalan melewati bapak yang sedang sholat itu, hatiku bergumam "Masyaa Allah! Orang seperti apa yang sholat di jembatan seperti ini, pasti bukanlah orang sembarangan."
Kakiku terus melaju, tapi fikiranku masih tertinggal bersama seorang bapak yang sedang sholat di sana, berulang kali aku menoleh ke belakang, berharap aku bisa menyapa dan berbicara dengan bapak itu.


Allah punya rencana, antrean manusia yang ingin transit mengular hingga ke atas  jembatan, mau tidak mau aku harus hentikan langkahku dan masuk ke dalam barisan. Pandanganku lurus ke depan, berharap antrean ini segera maju dengan cepat, ku coba melihat layar handphoneku yang menyala, dan spontan aku melihat ke belakang, jreeenggg!!! Tepat di belakangku seorang bapak yang tadi sedang sholat di sudut jembatan, tidak ku sia-sia kan kesempatan ini, untuk memenuhi hasratku yang sedari tadi ingin menyapa beliau, langsung saja aku membuka percakapan...


"Tadi habis sholat isya pak? Kok sholat di jembatan gitu?"
"Iya de, ya namanya sudah adzan, harus segera sholat."
"Bapak wudhu di mana?"
"Saya sudah wudhu di kantor tadi, kalau sudah ada wudhu, mau sholat di manapun jadi, waktu saya sekolah di Amerika, dan ketika saya mau sholat, teman-teman saya yang non muslim yang tadinya duduk di bangku langsung mempersilahkan saya memakai bangkunya untuk dijadikan tempat sholat, karena kalau di lantai kotor."

Betapa senangnya aku bisa berbicara dengan beliau, aku terkagum dengan perkataannya tentang sholat tadi. Pucuk dicinta, ulam pun tiba, semenjak bapak itu mengatakan Amerika, percakapan kami pun melebar...
Alhamdulillah antrean sedikit demi sedikit mulai melaju, sambil berjalan pelan, aku pun bertanya kembali...

"Amerika?S2 di sana? Memang dulu bapak S1 nya di mana?"
"Iya, saya S2 di sana, dulu saya S1 nya di FKUI."

Masyaa Allah, aku kembali mengucap kalimat itu dalam hati...
Ternyata bapak itu seorang dokter...
Tak berhenti di situ, aku dengan rasa penasaran yang tinggi pun bertanya kembali...

"Kalau di sana gimana cara tahu jadwal sholatnya pak?"
"Ya ada, misalnya subuh, subuh di sana itu jam 9 pagi, maghribnya jam 4 sore, jadi sudah tau."
"Oh gitu ya pak, bapak kuliah di Amerika beasiswa apa biaya sendiri?"
"Alhamdulillah, biaya sendiri..."
"Bapak kuliah Amerika apa itu cita-cita bapak?"
"Yaaa, banyak. cita-cita saya juga, keluarga juga, saya di Amerika 20 tahun, di Malaysia 6 tahun, di Australia 11 bulan."
"Hah? 20 tahun? Kalau begitu berarti bapak lulus S1 nya tahun berapa? Di 3 negara itu kuliah semua pak?"
"Saya lulus S1 tahun 1975, tidak semuanya untuk kuliah, jadi setelah lulus S1 saya mengajar di Malaysia, lalu ke Australia, baru saya kuliah S2 di Amerika."

Masyaa Allah, cerita bapak itu benar-benar menggetarkan hati saya, rasanya ingin menangis. Beliau tidak terlihat tua, wajahnya bersahaja, begitu pun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu-Lagu Terbaik Radiohead

puisi : icarus

PUISI : Sang Demonstran