Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Puisi

Gambar
Di luar Rumah Di luar rumah, Anjing-anjing menggonggong Suaranya pilu menyayat hati Anak berdiri di orok jendela Terbias bias cahaya rembulan Di luar rumah, serdadu prajurit berdiri tegak Mengepal senjata yang tak berpeluru Tatapannya menukik, menusuk-nusuk hati Hatinya tercabik-cabik melihat kebobrokan tanah air Di luar rumah, seorang pengemis mengais-ngais remah-remah singkong di pelataran jalan Sesekali mengusap peluh kemiskinan yang menguncur di badan Di luar rumah, seorang raja duduk di singgasana bertabur emas, Di suguhi Segelas anggur Hennesy Cognag dan buah apel terbaik dari negeri paman sam Di luar rumah, ada rakyat kecil menjerit meratapi nisan keadilan . Mereka berusaha berdiri di atas kerasnya hidup sambil Terseok-seok dibawah kaki kedzaliman sang penguasa. Karena di Rumah ini aku melihat semuanya Ibu pertiwi yang kesakitan

Pelajaran Dari Sarah, Si Bocah Pengamen

Gambar
  Jakarta, 4 November 2014 siang itu panas sekali, terik matahari serasa membakar kulit. Aku menunggu temanku untuk berangkat ke CP untuk acara relawan. Ku percepat langkahku menuju sebuah pohon yang tak jauh dari tempatku berdiri. Pohon tersebut cukup untuk bernaung, kupikir itu pohon mangga. Kulirik jam tanganku dan ternyata masih menunjuk di angka 12. Pantas saja panas sekali !! jalan raya sesak oleh kendaraan, hal yang lumrah kupikir di kota metropolitan ini. ku amati wajah para pengendara itu, mereka tampak lelah, kesal, bahkan marah mungkin. Ahh Indonesia !!! mataku lalu menangkap anak kecil yang sedang menyeberangi jalan itu menuju ke arahku. Ohh...rupanya dia pengamen. Dia tersenyum padaku. Anak yang manis !! dia duduk tidak jauh dari tempatku berdiri. Dia terlihat letih, dengan cucuran peluh membasahi bajunya yang compang. Mungkin dia merasa gerah juga dan merasa pohon ini dapat meneduhkannya. Dia mengeluarkan recehan dari kantong plastik sambil menghitungnya. D...
KETIKA KAMU MENGUTAMAKAN ALLAH, MAKA LIHATLAH APA YANG ALLAH PERBUAT UNTUK HIDUPMU... Hari ini cukup melelahkan, hingga membuat aku tertidur sejenak di dalam busway yang akan membawaku menuju halte transit seperti biasanya. Bapak penjaga pintu sudah siap siaga memberitahukan bahwa sebentar lagi busway akan sampai di halte transit, yaitu halte dukuh atas dua. Aku pun bergegas bangun dari tempat dudukku dan mempersiapkan diri untuk turun. Pintu busway pun terbuka, ku langkahkan keluar kaki kanan terlebih dahulu, disusul kaki kiri tak berapa lama. Dengan langkah gontai aku menyusuri jembatan untuk berpindah halte. Di sepanjang jembatan aku melihat ke bawah banyak mobil yang berjejer rapi karena terjebak macet, riuh suara klakson kendaraan yang saling bersautan tak dapat dibendung, seakan mewakili suara sang pengemudi bahwa ingin segera sampai ke rumah. Terlepas dari kebisingan itu, tiba-tiba mataku tertuju pada seorang bapak yang berada di sudut jembatan, yang saat aku melihatnya bel...

MAKALAH : Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam (Syirkah)

Gambar
Kerjasama Sebagai Penggerak Utama Ekonomi Islam (Disusun untuk memenuhi tugas makalah matakuliah Prinsip Ekonomi Islam) Dosen Pembimbing:     Syamsul Aripin, MA. Disusun Oleh Kelompok IV Azmi Naufal                            11140810000037                                     Qisti Amalia                             11140810000079                                 ...