Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Pemira bersih

Tulisan ini saya posting sebagai bentuk rasa prihatin saya terhadap fakultas kita tercinta. Bukan karena desakan dari salah satu pihak, apalagi karena membela satu pihak. Ini hanya tulisan seorang mahasiswa sok tahu  yang merasa peduli ! Sahabat terkasih Euforia Pemira sangat terasa dan sudah menjadi rahasia umum jika kedua organisasi raksasa saling bersaing mendapatkan tempat di fakultas kita. Lalu apakah itu menjadi sebuah masalah? Sy rasa tidak. Bukankah ini wajar didunia perkuliahan? Bahkan tidak jarang mereka saling menjelekkan bahkan menganggap diri paling benar. Saya maklumi, mungkin saudara khilaf !. Namun ketika saudara menggunakan kata organisasi "sebelah" rasanya seperti membelah kita, seolah-olah memecah kita warga FEB. Bicaralah, tidak usah ditutupi !! Kita tahu betul betapa pengkotak-kotakan ini membuat kita tidak nyaman. Membuat kita muak Sahabat sekalian... Hingga akhirnya seorang dari kita maju dengan melabelkan diri sebagai independent. Seorang yan...

wabah negeri

Gambar
Andai buta hati pucuk negeri Semakin tak berperi Mari kita sepakati Dengan berat hati Bersabar hati Sandar diri pada do'a-do'a teraniaya Pujian apa beda jilatan Bila hanya para paduka suka Jilat pantat rasa coklat Jilat kaki rasa strowberry Oh wabah negeri !

perempuan dan senja

Gambar
Senja genit menyapa, semesta merona Di beranda, seorang perwmpuan menunggu sepi Sambil pura-pura bahagia Perempuan bergincu terang Senyumnya genit Dibawah senja yang menaungi sepinya Rindu semakin gila Ciptakan gaduh di kepalanya Sore bangkit Senja tersenyum genit Tubuhnya telanjang rumit Sempurna melukis langit Abadi dalam puisi sebait

puisi : icarus

Gambar
Icarus Nyala lilin terlalu hangat Kerlipan dan tarian di atas hembusan angin yang hangat Yang hadirnya tanpa istirahat Seperti sayap tipis dan halus Berkibar ke sana ke mari dalam kegelapan Menaburkan debu di dalam lingkungan cahaya Aku berjuang untuk melawan Tapi aku letih Kemudian begitu terang Dan aku terbang begitu dekat dengan matahari  Silau karena cahaya Terpanggang dan meleleh karena terlalu panas Usahaku untuk tetap di udara membuatku kelelahan Aku begitu hangat Panasnya, membuatku gerah Sangat menyengat Membuatku terbangun

puisi : shalat tahajud

Gambar
Dan Tuhan pun hadir lewat angin malam Menyapa insan yang terjaga Mendengarkan do'a-do'a Yang tersamat di bibir tasbih Merengkuhmu di atas sajadah Denyut syukur tersabda Tuhan memeluk hambanya

puisi : pianis

Gambar
Sang pianis pria pria duduk di depan piano Benar-benar tenggelam dalam musik yang dia mainkan Ekspresinya sedih dan kesepian seperti musiknya Permainannya menakjubkan Bersandar di dinding pintu masuk Aku mendengarkan dengan terpesona Dia seperti musisi yang handal Dia duduk telanjang, tubuhnya bermandikan cahaya hangat Disinari oleh lampu yang berdiri sendiri di samping piano Dengan sisa ruangan besar dalam kegelapan Ini seperti dia berada terisolasi di kolam kecilnya sendiri dari cahaya Tak tersentuh Kesepian, di dalam gelembung

PuisiPuisi : lelaki kesepian

Gambar
Riuh jalan setapak tak lagi gaduh Mengerling diantar semilir angin musim semi Menerbangkan kelopak bunga begonia Seorang adonis duduk di bangku taman tua Sebuah Maha karya Langit, Pahatan tak tercelah Tatapannya sedih menyayat, seperti salah satu musik klasik karya bach Seolah Dia terisolasi dari cahaya, Tak tersentuh Atau ini tentang ego lelaki yang menyimpan belati di saku kanan Sekarat ditengah kebisingan dunia Menodai musim semi yang tinggal menghitung detik