Pemira bersih


Tulisan ini saya posting sebagai bentuk rasa prihatin saya terhadap fakultas kita tercinta. Bukan karena desakan dari salah satu pihak, apalagi karena membela satu pihak. Ini hanya tulisan seorang mahasiswa sok tahu  yang merasa peduli !

Sahabat terkasih

Euforia Pemira sangat terasa dan sudah menjadi rahasia umum jika kedua organisasi raksasa saling bersaing mendapatkan tempat di fakultas kita. Lalu apakah itu menjadi sebuah masalah? Sy rasa tidak. Bukankah ini wajar didunia perkuliahan? Bahkan tidak jarang mereka saling menjelekkan bahkan menganggap diri paling benar. Saya maklumi, mungkin saudara khilaf !. Namun ketika saudara menggunakan kata organisasi "sebelah" rasanya seperti membelah kita, seolah-olah memecah kita warga FEB.

Bicaralah, tidak usah ditutupi !! Kita tahu betul betapa pengkotak-kotakan ini membuat kita tidak nyaman. Membuat kita muak

Sahabat sekalian...
Hingga akhirnya seorang dari kita maju dengan melabelkan diri sebagai independent. Seorang yang sama2 prihatin dan ingin melakukan perubahan dengan membawa niat baik untuk menyatukan kita warga FEB khusunya manajemen. Tentunya tidk mudah. Banyak isu miring yang harus dihadapi dari banyak pihak. Kemunculannya seolah aib. Tak segan mereka memberikan komentar pedas yang cukup panas dikuping.tapi bukankah itu resiko calon pemimpin, ketika dipuja iya tak tersanjung ketika dicaci tak rendah diri.  Tapi izinkan saya memberikan lawakan yang lebih  "kocak" lagi, ketika mereka meneduh bahwa seorang ini adalah orang-orang sakit hati karena tidak mendapat tempat alias jabatan di mereka. Ah betapa sempit dan piciknya pikiran saudara. Apakah salah jika mereka yang tidak sepaham dengan anda mencalonkan diri? Memangnya untuk mencalonkan diri harus seideologi dengan kalian? Saya pikir tidak, kita semua punya hak yang sama..

Sahabatku terkasih...
Sebelum saudara sekalian  menjudge, ada baiknya jika saudara mencari tahu dulu. Bukankah islam juga mengajarkan kita untuk tidak saling berprasangka buruk. Hendaknya perbedaan-perbedaan yang ada bukan alasan untuk memecah kita warga feb terkhusus manajemen. Perbedaan ideologi ini cukup kita jadikan sebagai wacana intelek dengan menganggap perbedaan sebagai fakta bukan masalah. Bukankah Indonesia cukup matang melihat perbedaan yang ada sebagai Fakta bukan sebagai masalah. Kita satu dalam keragaman bukan satu dalam keseragaman. Karena pemaksaan keseragaman adalah awal dari penindasan.

Semoga pemira tahun ini menjadi ajang demokrasi yang bersih, dan siapapun kandidat yang terpilih dapat membawa perubahan yang lebih baik.

Salam damai (scissors)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu-Lagu Terbaik Radiohead

puisi : icarus

PUISI : Sang Demonstran